Friday, March 10, 2006

Hanya Untukkoe

Kamu adalah burung dalam sangkar
dan aku akan datang
memberi burung itu makan dg biji2an dari hatiku,
memberinya minum dari cahaya mataku,
menggunakan tulang2 ku untuk dijadikan sangkarmu
dan kekuatan dari cintaku untuk dijadikan sarangmu.
Ekspresi seperti apapun aku sekarang atau nanti
yang penting kamu tau
kalau aku akan tetap jadi KEKASIHMU yang setia
menunggu terbitnya mentari
yg membawamu dalam pelukanku.

(Angel’ july’02; It was made just 4 for me...)

Aku

dalam kesunyian malam
ketika hantu malam telah memeluk seluruh hasil ciptaannya
aku berbaring dalam kesendirian,
namun
aku tetaplah seorang kekasih
yang menanti sang surya
memancarkan sinar cinta
yang dibawanya tiap malam.

(Angel Sep’02)

Angel
13:12:04

“ Sebutlah namamu dengan indah ,
sebelum orang lain meyebutnya dengan rendah.
“ Kata – kata itu terjalin dengan kabut yang selalu menyertai hidup.
“Karena aku menghargaimu maka aku berusaha mengerti kamu.
” Kata – kata ini terucap saat kamu merasakan butiran pasir hitam memasuki aliran otakmu.
Jika landak sudah berduri, mengapa kau berusaha membuatnya berbunga?
Apa yang kau dapat dengan menyulap batu menjadi emas?
Senja datang sambut sang rembulan
saat itupun burung terbang kembali ke sangkarnya,
adakah sangkar yang diselimuti ketulusan
yang dapat menghangatkan jiwaku
disaat badai kehidupan meremukkan ragaku?
Jawaban itu akan semakin susah dirangkai jiwamu
saat ragamu penuh dengan luka.

I felt deeply sad. When I read again the broken part of my life I start to cry. My heart did not heal yet it still hurt. I try to heal it but the destiny didn’t help. Nobody wants to. Now my hand already broke, my legs were hurt, my chess bleeding and my eyes were close. Where were my angels? Were they gone? Or they leave me alone? I don’t understand. Presently I had nobody standing by, although my bloods were dry I still have to face the sun shining in the morning even without any power less.
(angel made it just for you.. iris…)