Friday, March 10, 2006

Angel
13:12:04

“ Sebutlah namamu dengan indah ,
sebelum orang lain meyebutnya dengan rendah.
“ Kata – kata itu terjalin dengan kabut yang selalu menyertai hidup.
“Karena aku menghargaimu maka aku berusaha mengerti kamu.
” Kata – kata ini terucap saat kamu merasakan butiran pasir hitam memasuki aliran otakmu.
Jika landak sudah berduri, mengapa kau berusaha membuatnya berbunga?
Apa yang kau dapat dengan menyulap batu menjadi emas?
Senja datang sambut sang rembulan
saat itupun burung terbang kembali ke sangkarnya,
adakah sangkar yang diselimuti ketulusan
yang dapat menghangatkan jiwaku
disaat badai kehidupan meremukkan ragaku?
Jawaban itu akan semakin susah dirangkai jiwamu
saat ragamu penuh dengan luka.

I felt deeply sad. When I read again the broken part of my life I start to cry. My heart did not heal yet it still hurt. I try to heal it but the destiny didn’t help. Nobody wants to. Now my hand already broke, my legs were hurt, my chess bleeding and my eyes were close. Where were my angels? Were they gone? Or they leave me alone? I don’t understand. Presently I had nobody standing by, although my bloods were dry I still have to face the sun shining in the morning even without any power less.
(angel made it just for you.. iris…)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home